Pada entri kali ini, admin akan membahas tentang pengelasan. Proses pengelasan (welding) merupakan salah satu proses penyambungan
material (material joining). Adapun untuk definisi dari proses
pengelasan yang mengacu pada AWS (American Welding Society), proses
pengelasan adalah proses penyambungan antara metal atau non-metal yang
menghasilkan satu bagian yang menyatu, dengan memanaskan material yang
akan disambung sampai pada suhu pengelasan tertentu, dengan atau tanpa
penekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi. Meskipun dalam metode
proses pengelasan tidak hanya berupa proses penyambungan, tetapi juga
bisa berupa proses pemotongan dan brazing. Sebenarnya ada berbagai jenis pengelasan, kita harus pandai memilih teknik pengelasan sesuai dengan kebutuhan kita, salah-salah pilih yang ada malah tidak bisa mengelas dan yang ada besi ataupun bahan material logam yang ingin kita las hancur.
Teknik pengelasan itu ada 3, MMA/ARC, MIG, dan TIG. Kali ini untuk yang pertama, admin akan membahas tentang pengelasan ARC.
SMAW (Shielded Metal Arc Welding) atau biasa disebut ARC adalah proses pengelasan dengan
mencairkan material dasar yang menggunakan panas dari listrik antara
penutup metal (elektroda).
Prinsip dari ARC adalah menggunakan panas dari busur untuk mencairkan
logam dasar dan ujung sebuah consumable elektroda tertutup dengan
tegangan listrik yang dipakai 23-45 Volt, dan untuk pencairan digunakan
arus listrik hingga 500 ampere yang umum digunakan berkisar antara
80–200 ampere. Dimana dalam proses ARC dapat terjadi oksidasi, hal ini
perlu dicegah karena oksidasi metal merupakan senyawa yang tidak
mempunyai kekuatan mekanis. Adapun untuk mencegah hal tersebut maka
bahan penambah las dilindungi dengan selapis zat pelindung yang disebut
flux atau slag yang ikut mencair ketika pengelasan. Tetapi karena berat
jenisnya lebih ringan dari bahan metal yang dicairkan, cairan flux akan
mengapung diatas cairan metal, sekaligus mengisolasi metal tersebut
sehingga tidak beroksidasi dengan udara luar. Sewaktu membeku, flux akan
ikut membeku dan tetap melindungi metal dari reaksi oksidasi.
Pada pengelasan dengan metode ARC, pengelasan dimulai saat sebuah busur
listrik dipukul dengan membuat kontak antara ujung elektroda dan system
kerja. Panas intens busur mencairkan ujung elektroda dan permukaan
kerja dekat dengan busur. Gelembung-gelembung kecil logam cair dengan
cepat terbentuk di ujung elektroda, kemudian ditransfer melalui sungai
busur ke dalam kolam las cair. Dengan cara ini, logam pengisi disimpan
sebagai elektroda yang dikonsumsi. Busur digerakan sesuai dengan panjang
system kerja dan kecepatan perjalanan, titik lebur dan sekering
sebagian logam dasar dan terus menambahkan logam pengisi. Saat busur
menjadi sumber panas dengan suhu di atas 9000 ° F (5000 ° C), pencairan
logam dasar terjadi hampir seketika. Jika pengelasan dilakukan baik
dalam posisi datar atau horizontal, transfer logam disebabkan oleh gaya
gravitasi, ekspansi gas, listrik dan kekuatan elektromagnetik, dan
tegangan permukaan. Sedangkan pada posisi las yang lain, gravitasi
bekerja terhadap kekuatan lain.
Proses pengelasan dengan metode ARC dibedakan berdasarkan jenis arusnya
meliputi arus AC dan DC, dimana arus DC dibedakan atas DCEN (straight
polarity- polaritas langsung) dan DCEP (reverse polarity - polaritas
terbalik). Perbedaan antara ARC dengan arus AC dan DC adalah sebagai
berikut:
Untuk arus AC (Alternating Current), pada voltage drop panjang kabel
tidak banyak pengaruhnya, kurang cocok untuk arus yang lemah, tidak
semua jenis elektroda dapat dipakai, arc starting lebih sulit terutama
untuk diameter elektrode kecil, pole tidak dapat dipertukarkan, arc bow
bukan merupakan masalah.
Sedangkan pada arus DC (Direct Current), voltage drop sensitif terhadap
panjang kabel sependek mungkin, dapat dipakai untuk arus kecil dengan
diameter electroda kecil, semua jenis elektrode dapat dipakai, arc
starting lebih mudah terutama untuk arus kecil, pole dapat
dipertukarkan, arc bow sensitif pada bagian ujung, sudut atau bagian
yang banyak lekukanya.
Selanjutnya untuk DCEN (Straight Polarity), material dasar atau material
yang akan dilas disambungkan dengan kutup positip (+) dan elektrodenya
disambungkan dengan kutup negatif (-) pada mesin las DC. Dengan cara ini
busur listrik bergerak dari elektrode ke material dasar sehingga
tumbukan elektron berada di material dasar yang berakibat 2/3 panas
berada di material dasar dan 1/3 panas berada di elektroda. Cara ini
akan menghasilkan pencairan material dasar lebih banyak dibanding
elektrodenya sehingga hasil las mempunyai penetrasi yang dalam, sehingga
baik digunakan pada pengelasan yang lambat, wilayah yang sempit dan
untuk pelat yang tebal.
Pada DCEP (Reversed Polarity), material dasar disambungkan dengan kutup
negatip (-) dan elektrodenya disambungkan dengan kutup positif (+) dari
mesin las DC, sehingga busur listrik bergerak dari material dasar ke
elektrode dan tumbukan elektron berada di elektrode yang berakibat 2/3
panas berada di elektroda dan 1/3 panas berada di material dasar. Cara
ini akan menghasilkan pencairan elektrode lebih banyak sehingga hasil
las mempunyai penetrasi dangkal, serta baik digunakan pada pengelasan
pelat tipis dengan manik las yang lebar.
Hal – hal yang mempengaruhi hasil pengelasan adalah, sudut elektroda,
panjang busur, kecepatan memindahkan busur, tinggi rendah arus yang
digunakan. Hal ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini dimana
perbedaan hasil pada pengelasan normal (A), pada arus yang terlalu
rendah (B), terlalu tinggi (C), kecepatan memindahkan busur yang terlalu
cepat (D), terlalu lambat (E), dan dengan arc yang terlalu panjang (F)
Nah itu dia penjelasan mengenai metode pengelasan ARC. Semoga bermanfaat bagi kita semua ya.
Jangan lupa kunjungi website kami di sentralperkakas.com
Temukan juga kami di facebook dan twitter
Untuk info lebih lanjut hubungi 0813 6448 3353
sumber : http://akmalchaka.blogspot.com/2010/04/smaw-shielded-metal-arc-welding.html
Sip pak de.verry ciamik artikel
BalasHapusVoltase output yang di keluarkan dari mesin las berapa itu gan kok kalau di pegang tidak nyetrum
BalasHapus